3.3.a.10 Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
Program yang mengintegrasikan Kearifan Budaya Lokal dalam Kegiatan Pembelajaran
Peristiwa ( Facts )
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Cibeber merupakan salah satu sekolah induk yang terletak di wilayah selatan Kabupaten Lebak provinsi Banten dan berbatasan dengan provinsi Jawa Barat. Kondisi Lingkungan masyarakat sekitar sekolah merupakan masyarakat agraris dan berada di lingkup wilayah kasepuhan.
Sebelum Pandemi, beberapa guru di sekolah ini menyelenggarakan pembelajaran kreatif dengan memunculkan kearifan budaya local di antaranya dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar sekolah atau sekitar tempat tinggal para siswa dan menghasilkan karya-karya yang dapat digunakan siswa sesuai kearifan budaya local,
Bahan-bahan tersebut diantaranya bambu, kulit batang pisang, kararas (daun pisang kering), kalakay (daun kering), batang padi kering, batok (tempurung kelapa), kerajinan simpay (sabut dan handam).
Hal tersebut di atas menjadi inspirasi untuk membuat program sekolah yang memuat kearifan budaya lokal. Dirancanglah Wahana Kreatif sebagai program sekolah yang berdampak pada murid yang mengintegrasikan Kearifan Budaya Lokal dalam kegiatan Pembelajaran.
Contoh-contoh penggunaan bahan dan karya yang memuat kearifan budaya local :
Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris : Siswa membawa beberapa benda yang ada di dapur rumahnhya seperti boboko (tempat nasi/mencuci nasi dari bambu) atau aseupan (kukusan bambu) dan lain-lain kemudian mempresentasikan di depan kelas mulai dari nama benda , kegunaan bahkan cara membuatnya.
Matematika dan IPA : Siswa membawa/membuat karya dan mengukur beberapa benda berbentuk bangun datar dan bangun ruang.
IPS : membuat peta menggunakan ayakan dan kalakay.
Seni Budaya dan Prakarya : membuat karya yang memiliki daya guna juga mengolah limbah bahan keras seperti bambu, akar pohon yang mati, gedebog pisang & kararas juga batang padi kering.
Dokumen aksi nyata yang dilakukan :
Perasaan
( Feelings )
Dalam melaksanakan program Wahana Kreatif ini,
para guru termasuk saya (sebagai Calon Guru Penggerak) merasa senang, sangat
bersemangat dan termotivasi untuk mencari ide-ide baru yang kreatif dan inovatif
agar bisa melibatkan sumber daya local dalam proses pembelajaran.
Program
ini dapat berjalan dengan baik dengan keterlibatan semua komunitas sekolah,
seperti kepala sekolah sebagai penanggung jawab, para guru sebagai pengarah dan
murid sebagai pelaksana.
Murid
diberi kebebasan untuk memilh bahan atau karya yang akan dibuat atau
dipresentasikan dengan petunjuk dan arahan dari guru. Kegiatan ini bisa
melibatkan masyarakat di sekitar sekolah. Monitor dilakukan oleh murid kepada
murid dan untuk murid sendiri. Evaluasi melibatkan guru, kepala sekolah, dan
masyarakat luar sekolah.
Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan
program Wahana Kreatif (Findings)
• Murid yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang tidak lupa pada jati diri dan lingkungannya.
• Guru harus mempunyai sikap
terbuka akan saran, memberikan kesempatan kepada murid seluas-luasnya untuk mengembangkan
diri, dan mengarahkan murid dengan baik
• Kepala sekolah yang mendorong
kepimpinan murid harus memiliki sikap bertanggung jawab, terbuka, dan
memberikan kepercayaan terhadap langkah perbaikan dan pengembangan guru dan
murid.
Penerapan ke depan ( Future )
Rencana perbaikan di masa mendatang :
- mengevaluasi dan mengkaji ulang
secara berkala setiap tahun mengenai kelemahan dan kelebihan dari program ini
- mempertimbangkan manajemen
resiko yang dihadapi selama pelaksanaan program
- meningkatkan program menuju
kewirausahaan agar dapat menghasilkan entreupreneur muda yang dapat membantu
masyarakat meningkatkan kesejahteraan.
Lakukan yang terbaik di semua kesempatan yang kamu miliki
ROSDIANA
Calon Guru Penggerak Angkatan 2
Kabupaten Lebak