Koneksi Antar Materi - Modul 2.1
Pembelajaran Berdiferensiasi
“Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya.”
(Arthur Aufderheide)
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid. (Tomlinson (2000))
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
- Bagaimana
mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid
untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar
yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa
akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
- Kurikulum
yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi
bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga
muridnya.
- Penilaian berkelanjutan. Bagaimana
guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian
formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang
masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu
mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
- Bagaimana
guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi
kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan
sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang
berbeda.
- Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
- memperhatikan kesiapan akademik siswa,
- minat siswa,
- gaya belajar siswa harus dijadikan acuan untuk merencanakan aktivitas belajar siswa,
- meminta para guru untuk memberikan strategi jamak/beragam untuk mengorganisasikan dan membedakan isi (kurikulum),
- proses (pembelajaran),
- produk (penilaian) untuk mengakomodir tingkat kesiapan,perbedaan minat, dan perbedaan gaya belajar siswa.(sumber Melany Kusumawati, S.Pd., M.S.- ACS Jakarta (2017))
Dapat dilihat bahwa pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Hal ini merupakan praktek nyata dari perwujudan filosofi Ki Hajar Dewantara.
Guru menjadi fasilitator dan pelatih,sedangkan siswa menjadi peserta yang aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Siswa membuat pilihan berdasarkan minat dan pilihan belajar mereka, belajar sendiri, saling menjadi tutor sebaya, dan bekerja dalam kelompok kecil.
Jelas sekali bahwa fungsi guru sebagai AMONG yang akan bergerak Ing NGarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
Lebak, Juli 2021
Diklat Calon Guru Penggerak - Angkatan 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar